Bahan APP 2013 Keuskupan Agung Palembang


Pengantar

 Tema pokok penggarapan pastoral Aksi Puasa Pembangunan (APP) lima tahun, Tahun 2012 – 2016 adalah “Mewujudkan Hidup Sejahtera”. Hidup sejahtera adalah hidup dalam kelimpahan. Bukan pertama-tama kelimpahan dalam hal barang-barang duniawi, tetapi bagaimana menempatkan dan mengarahkan barang-barang duniawi itu menjadi sarana hidup untuk menuju kepada yang ilahi. Allah menciptakan barang-barang duniawi berupa alam semesta dan segala isinya. Allah memberi tugas kepada manusia, “penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kejadian 1,28).
Manusia dipanggil untuk menaklukan bumi dan segala isinya melalui kerjanya. Usaha manusia melalui kerja untuk bertemu dengan alam material, seperti dirinya sendiri, berasal dari Allah Pencipta. Karena itu dalam mengerjakan alam ciptaan itu manusia ditentukan Allah sebagai penjaga yang bijaksana dan adil (bdk. Redemptor Hominis, art.15).
Pada tahun 2013 ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan akan tanggungjawab dan kewajiban kita dalam hal pekerjaan. Maka tema APP tahun ini adalah “MENGHARGAI KERJA”. Manusia adalah tuan atas kegiatan kerjanya. Kerja manusia sudah menghasilkan perobahan mendasar yang mempengaruhi nilai hidup manusia sendiri; dari satu pihak manusia berhadapan dengan tantangan yang dramatis tentang hasil kerja, yaitu pertumbuhan penduduk yang menantang yang tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai, fasilitas hidup yang diusahakan manusia di perkotaan menghasilkan arus urbanisasi sehingga melonjaklah jumlah kaum buruh yang kurang terampil, kurangnya tenaga kerja tani yang masih muda; dari lain pihak, manusia sadar bahwa manusia menguasai kekuatan-kekuatan alam yang dinyatakan dalam kerja demi mengabdi tujuan hidup manusia yang benar. Dan masih banyak lagi kenyataan yang menunjukkan bahwa pada saat ini manusia menghadapi tantangan yang cukup besar untuk tetap menjadi tuan atas pekerjaannya.
Demikian juga tantangan untuk merubah pandangan mengenai pekerjkaan , yang dilakukan oleh ibu rumah tangga. Seorang wanita memiliki tugas yang sangat berat dalam mencapai suksesnya suatu rumah tangga. Mulai dari mengurus dan melayani suami, menyiapkan makanan, pakaian, mengandung, melahirkan, mendidik anak, dan seterusnya. Pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan, kegigihan, dan kesabaran tinggkat tinggi, tidak jarang seorang istri atau ibu harus melakukan atau mengorbankan keinginan-keinginan pribadi demi rumah tangga. Hal ini kerap kali belum dipandang atau dihargai sebagaimana mestinya suatu pekerjaan. Oleh karena itu, fokus penggarapan pastoral APP Nasional Tahun 2013 adalah Menghargai Kerja. Kerja tidak saja mengandaikan kenyataan yang bercorak material, dapat dihitung, dapat dipakai habis dan lain sebagainya. Kerja mengandaikan bahwa manusia melestarikan dan membangkitkan nilai-nilai manusiawi yang diperlukan demi perkembangan kepribadian hidup manusia. Dengan bekerja keras dan penuh tanggung jawab manusia dapat membaharui diri sebagai penerus karya penciptaan Allah kepada kekudusan hidup manusia.
Bahan ini dirumuskan dalam 5 pertemuan: empat pertemuan dalam bentuk pendalaman katekese) dan satu bahan terakhir dalam bentuk ibadat sabda yang dipimpin oleh awam. Bahan tersebut adalah:
  1. Makna dan Nilai Kerja
  2. Bekerja berarti Menjalani Perutusan Tuhan
  3. Kerja sebagai Perwujudan Diri
  4. Spiritualitas kerja
  5. Ibadat Sabda dan pembangunan niat untuk mengubah pola hidup kerja
Bahan inimasih terbuka untuk dirubah untuk menyesuaikan kemampuan para pemandu dan situasi umat yang akan didampinginya.

Januari 2013
Komisi Kataketik
Keuskupan Agung Palembang
Pertemuan 2
Bekerja berarti
Menjalani Perutusan Tuhan
TUJUAN
  • Pada akhir pertemuan peserta mampu menyadari bahwa Allah menghendaki manusia bekerja.
  • Pada akhir pertemuan peserta semakin menyadari bahwa dalam setiap pekerjaan, manusia sebagai citra Allah mejalankan perutusan Tuhan.
 SUMBER BAHAN:
  • Cerita Petani yang Tidak Puas
  • Kejadian 1:26-29

GAGASAN DASAR
  • Allah menghendaki agar manusia menjalani apa yang direncakan oleh-Nya, “…penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burungburung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kej 1:28). Ayat tersebut memberikan ajaran yang lebih penting akan sebuah perutusan Allah terhadap manusia. Kehendak Allah itu ditunjukkan dengan segala kasih-Nya. Allah mengaruniakan bumi dan segala isinya kepada seluruh umat manusia. Bumi dan segala isinya itu menjadi sumber kehidupan bagi seluruh umat manusia. Untuk mengusahakan sumber kehidupan itu, manusia harus bekerja. Dengan bekerja manusia juga mengungkapkan dan menyempurnakan dirinya. Bekerja adalah salah satu hakikat keberadaan manusia. Dengan bekerja manusia mengusahakan kesejahteraan bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain. Karena itu, setiap pekerjaan mempunyai makna rohani, manusia semakin memahami bahwa pekerjaan yang ia lakukan setiap hari hendaknya dijadikan sebagai jalan melaksanakan perutusan dari Allah kepada dirinya.
  • Dalam kenyataan di tengah masyarakat yang penuh dengan persaingan kerja ini, masih sering terjadi bahwa kerja manusia lebih diukur hanya dengan suatu hasil atau untung yang bercorak materi. Nilai kerohanian yang mestinya penting kurang mendapat perhatian, unsur kemanusiaan tidak diperhitungkan. Hal yang dipentingkan adalah selesainya suatu pekerjaan dan keuntungan yang dihasilkan tanpa melihat bahwa yang bekerja itu adalah manusia bermartabat citra Allah. Mestinya dengan bekerja manusia semakin bermartabat seperti yang dikehendaki Allah. (bdk. Laborem Exercens 6). Dengan kata lain pekerjaan yang dilakukan belum disadari sebagai suatu pertusan dari Allah. Bekerja diterima sebagai suatu beban demi kelangsungan hidup dan keuntungan material. 
  • Gereja meyakini bahwa kerja merupakan hal mendasar hidup manusia di dunia (bdk. Laborem Exercens 4). Dalam setiap pekerjaan, martabat dan kesejahteraan manusia harus menjadi nilai dan tujuan utama. Manusia harus disadarkan bahwa dengan menjalankan pekerjaannya itu, ia menjalankan tugas yang harus ditempuh karena dikehendaki Allah yang telah menciptakan manusia. Pada jaman sekarang perutusan ini sangat penting karena manusia adalah milik Allah.

  • Dalam pertemuan kedua ini peserta diajak untuk merenungkan sabda Tuhan dengan harapan mampu menyadari bahwa Allah menghendaki manusia bekerja. Selain itu perlunya pendampingan agar peserta semakin menyadari bahwa dalam setiap pekerjaan, manusia sebagai citra Allah berarti mejalankan perutusan Tuhan. Maka jika pekerjaan itu merupakan pilihan kita, maka perlu dimaknai sebagau suatu jalan bagi manusia untuk menjalankan kehendak Allah.


JALANNYA PERTEMUAN
  1. 01.   Lagu Pembuka
  2. 02.   Tanda Salib
  1. 03.   Kata Pengantar
P   Saudara-saudari terkasih.
Pada minggu ini kita disadarkan bahwa kita memasuki masa liturgy yang disebut Prapaskah. Pada masa Prapaskah ini kita bersama seluruh anggota Gereja merenungkan perutusan hidup kita.
Kita juga berdoa kepada Tuhan memohon rahmat-Nya agar kita mampu memperbaiki perilaku hidup kita. Untuk masa Prapaskah tahun ini, Gereja mengajak kita merenungkan tema “Menghargai Kerja”. Kerja adalah anugerah dan panggilan Tuhan untuk manusia. Tuhan sendiri bekerja mencipta, menjaga dan memelihara, serta melanjutkan ciptaan-Nya.
 Untuk pertemuan kedua ini kita akan mendalami bahwa dengan bekerja sebenarnya manusia menjalankan perutusan dari Tuhan. Allah menghendaki manusia untuk bekerja. Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya untuk diusahakan oleh manusia dengan bekerja dan bertanggung jawab.
Semoga saudara-saudari semua dapat mengikuti pertemuan ini dengan tulus, sehingga kita memetik buah permenungan yang menjadi tanda pertobatan dan pembaruan diri kita menyambut Paskah Tuhan.
Marilah kita hening sejenak merenungkan kebaikan Tuhan yang menghendaki kita bekerja sebagaimana Dia juga bekerja demi kita dan seluruh ciptaan-Nya….. (hening sejenak)
 04.        Doa Pembuka
P   Marilah kita berdoa,
Allah Bapa yang mahapengasih, kami bersyukur kepada-Mu atas panggilan-Mu kepada kami masing-masing. Engkau telah mengasihi kami dengan menjaga pekerjaan kami demi kehidupan dan kelangsungan hidup keluarga kami. Engkau juga menghendaki kami bekerja dengan memberi kami tenaga dan akal budi, serta semua yang perlu untuk kebahagiaan hidup kami.
Dalam pertemuan ini kami mohon, bimbinglah kami agar semakin mensyukuri betapa mulia dan berharganya kami sebagai manusia pekerja. Berkatilah kami dan semua pekerjaan kami, agar menjadi sarana bagi kami untuk menghayati perutusan-Mu di tengah masyarakat ini, sehingga nama-Mu semakin dimuliakan.
Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U   Amin.
 04.   Cerita
PETANI YANG TIDAK PUAS
 Ada seorang petani yang selalu kawatir dan tidak puas dengan keadaan ladangnya. Ia selalu gelisah dan mengeluh karena tanah ladangnya yang tidak subur, karena curah hujan yang terlalu sedikit, karena panas yang terlalu terik, karena angin yang terlalu kencang dan sebagainya. Hampir tiap hari ia mengungkapkan kekhawatirannya dan rasa tidak puasnya itu kepada semua orang yang dijumpainya bahkan kepada Tuhan pun ia sempat marah.
Karena terlalu sering ia mengungkapkan kekawatiran dan rasa tidak puasnya itu kepada Tuhan, akhirnya Tuhan menyerahkan seluruh kebijaksanaan untuk mengatur musim dan alam kepadanya. Sang petani yang begitu yakin bahwa ia akan mengatur musim dan alam ini lebih baik, mulai bertindak. Hari-hari pertama kekuasaannya ia mengatur supaya hujan turun melimpah ruah. Beberapa hari turun hujan, muncul gelombang protes dari para petani lain yang mengatakan bahwa ladang mereka kebanjiran dan tanaman menjadi rusak karena terlalu banyak hujan.
Sang petani lalu menghentikan curah hujan dan memerintahkan supaya matahari mulai bersinar. Tetapi baru beberapa hari kemudian datang lagi protes dari para petani yang lain. Mereka mencaci maki sang petani pengatur musim itu. Mereka mengeluh karena tanamannya yang baru tumbuh, sekarang layu dan mati karena sinar matahari terlalu terik. Maka sang petani pengatur musim bertindak lagi. Ia mengatur awan-awan bergerak untuk menahan terik matahari. Namun protes masih bermunculan. Separuh petani mengatakan bahwa mereka tidak membutuhkan awan, tetapi hujan. Yang lainnya lagi mengatakan buat apa awan itu, ladangnya sekarang membutuhkan sinar matahari. Sang petani pengatur musim itu kini pusing tujuh keliling menghadapi tuntutan para petani yang begitu banyak dan bertentangan satu sama lain. Ketika musim panen tiba, ternyata hasilnya sama sekali tidak memuaskan, banyak tanaman tak berbulir dan tidak berbuah. Mengapa? Karena sang petani pengatur musim itu lupa mendatangkan angin untuk membantu penyerbukan. Semua orang mencaci maki dan marah besar terhadap sang petani pengatur musim itu.
Akhirnya sang petani pengatur musim itu menghadap Tuhan dan menyerahkan kembali seluruh kebijaksanaan mengatur musim kepada Tuhan. Sejak saat itu ia tidak mengeluh lagi kepada Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan selalu membuat yang terbaik untuk para petani. Ia banyak mendapat nasehat dari tetangga kiri dan kanannya agar percaya akan rencana Tuhan. Akhirnya ia menyadari bahwa dirinya dan para petani yang lain tugasnya mengerjakan saja apa yang diinginkan Tuhan. Di kemudian hari ia menjadi sadar bahwa bekerja itu merupakan jalan, cara menjalani kehendak Tuhan untuk kehidupan ini.
 Dari: Percikan Kisah Anak Manusia
                Pertanyaan pendalaman cerita:
  1. Apa yang dikeluhkan oleh seorang petani sebelum menjadi pengatur musim ?
  2. Pengalaman apa yang dihadapi oleh seorang petani tersebut pada saat menjadi pengatur musim ?
  3. Perubahan apa yang terjadi pada seorang petani pengatur musim, setelah ia tidak mampu menjalani pekerjaannya ?
 05.        Rangkuman Pendalaman Cerita
Berdasarkan semua jawaban peserta atas pertanyaan ini, pemandu membuat rangkuman, misalnya sebagai berikut:
P   Saudara-saudari, setelah kita membahas cerita tadi, dapat dipetik beberapa pelajaran atau hikmahnya, berikut: Apakah rangkuman bisa lebih diringkas?

  • Dalam cerita tersebut digambarkan ada seorang petani yang selalu tidak puas dengan kenyataan yang dialaminya. Dalam cerita digambarkan bahwa sikap seorang petani itu hanya ingin mencari enaknya sendiri. Ia selalu tidak puas dengan kenyataan, tidak senang dengan musim yang terjadi yang membuat hasil usahanya gagal. Bahkan karena tidak puasnya, ia sampai marah dan menyalahkan Tuhan. Seakan-akan Tuhan hanya sebagai alat baginya untuk memperoleh sesuatu hasil yang memuaskan diri. Nampak sekali bahwa petani itu bekerja hanya ingin mencari hasil yang sebanyak-banyaknya dan menjadikan hidupnya enak. Sebaiknya disadari bahwa menjadi petani itu adalah berkat yang menyadarkan bahwa bekerja itu akhirnya untuk Tuhan juga. Bukan Tuhan untuk pekerjaannya. Namun  di akhir cerita ada suatu pengalaman pahit yang mengakibatkan perubahan sikap, dari menyalahkan Tuhan menjadi percaya kepada Tuhan. Kesadarannya ini tidak terlepas dari nasehat dan kebaikan tetangganya sesama petani, pedagang dll. Ia akhirnya menjadi yakin bahwa pekerjaaannya itu meruapakan cara dia menjalani panggilan Tuhan.

  • Tuhan memberi rahmat atau berkat-Nya. Manusia bekerja dengan tujuan untuk mengungkapkan dirinya, memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga atau sesamanya. Dengan bekerja, manusia hendak menunjukkan atau mengungkapkan dengan baik daya dan pikiran yang diberikan oleh Tuhan kepada-Nya. Dia mau menggunakan rahmat Tuhan itu untuk kebahagiaan diri dan sesamanya.
 06. Lagu Selingan

07.        Bacaan Kitab Suci: Kej 1:26-29
Pemandu atau salah seorang peserta membacakan dengan jelas kutipan Kitab Suci berikut ini. Kalau perlu, agar semakin meresapkannya, bacaan tersebut dapat dibacakan lebih dari sekali.

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burungburung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.

08.        Pendalaman Bacaan
P      Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, bacaan tentang kisah penciptaan manusia tadi, kiranya sudah sering kita dengar. Memang manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dan kepada manusia diberi tugas yang sangat besar yakni menguasai bumi dan segala isinya.

Mari kita mendalami bacaan dari Kitab Kejadian ini dengan menjawab satu demi satu pertanyaan berikut ini:
  1. Menurut Anda apa maksudnya “manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah”?
  2. Allah memberi perintah kepada manusia, ”…penuhilah bumi dan taklukkanlah itu..!” Apa maksud perintah ini?
  3. Dengan cara apa seharusnya manusia “menguasai bumi dan segala isinya”? Jelaskanlah!

09.        Rangkuman Pendalaman Kitab Suci
  • Memenuhi dan menaklukkan bumi seharusnya dipahami sebagai tugas untuk mengelola, menjaga dan memelihara keutuhan bumi dan segala isinya, demi kebahagiaan manusia. Manusia melakukan tugas itu dengan bekerja, menggunakan tenaga, pikiran dan hatinya. Apapun pekerjaan yang kita miliki (enatah sebagai ibu rumah tangga, guru, petani, pedagang, politikus, pejabat pemerintahan dll) diharapkan disadari bahwa pekerjaan itu merupakan cara kita berhubungan dengan Sang pencipta. Pekerjaan kita tidak sama, tetapi kita adalah sama di mata Tuhan. Maka kita diharapkan tiap saat mengarahkan semua yang kita kerjakan itu sebagai menjalankan panggilan atau perutusan Tuhan.  Dengan pekerjaan tiap hari hendaknya dirinya sebagai ciptaan Allah semakin dihargai, bukan karena jenis pekerjaannya, tetapi karena manusia itu adalah citra Allah.
  • Bekerja berarti menjalani perutusan Tuhan. Namun dalam kenyataan pada jaman ini tidak sedikit orang yang yang kurang mencintai pekerjaannya dengan berbagai alasan. Akibatnya orang menjadi bersikap menentang terhadap pekerjaan yang dihadapi, mudah bosan, kerja  dirasakan sebagai beban belaka, mudah kecewa dan menolak. Akhirnya orang demikian ini menjadi malas, masa bodoh, banyak mengeluh, semau gue. Kadangkala orang yang terbebani dengan pekerjaan yang tidak disenanginya itu akan bersikap asal jalan, menyerah pada nasib, sehingga menjadi lekas puas terhadap hasil kerjanya, fatal, tidak ada kemajuan, tak tahan terhadap tantangan, mudah menyerah.
  • Seharusnya kerja dilihat sebagai panggilan yang harus disyukuri dan dilakukan dengan sepenuh hati, baik dan benar. Dengan demikian kerja diabdikan, diperuntukkan atau dipersembahkan kepada Tuhan yang mengutus kita. Kerja itu suci, karena di dalam kerja, manusia terlibat dalam panggilan Allah sendiri. Oleh karena itu, manusia mesti bekerja, apa pun jenis pekerjaan itu, karena Sang Pencipta telah memerintahkan-Nya, maupun dalam rangka menanggapi kebutuhan untuk mempertahankan serta mengembangkan kemanusiaannya sendiri.
  • Berikut ini pertanyaan untuk direnungkan bukan dibahas:
Apakah aku melihat kerja sebagai panggilan atau keterpaksaan? Bagaimana aku bersikap terhadap pekerjaanku? Apakah menentang atau asal jalan? Jika aku seorang pimpinan, apakah aku telah memperlakukan bawahanku agar semakin bangga terhadap pekerjaannya?

  • Ada ajaran yang mengatakan demikian:
“Jangan berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan anda. Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa anda tak akan pernah bisa berhenti. Meski anda berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak anda mengelilingi matahari. Maka, bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah. Bekerja bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja memberi kebahagiaan diri. Itulah yang diharapkan oleh alam dari anda.
Air yang tak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih gampang berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu”.

10.        Kesimpulan
Saudara-saudari terkasih. Allah memanggil dan mengutus kita untuk bekerja. Allah juga mengaruniakan bumi dan segala isinya kepada seluruh umat manusia, dan menjadi sumber kehidupan baginya. Untuk mengusahakan sumber kehidupan itu, manusia harus bekerja. Dengan bekerja manusia mengusahakan kesejahteraan bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain. Dengan bekerja manusia mengungkapkan keberadaannya. Allah menghendaki dan mengutus manusia untuk bekerja. Namun, manusia jauh lebih utama dari pekerjaannya, karena manusia bermartabat citra Allah. Karena itu dalam setiap pekerjaan, martabat manusia harus menjadi nilai dan tujuan. Manusia tidak boleh dilecehkan oleh dan dalam pekerjaannya. Bekerja adalah menjalankan perutusan Tuhan.
11.        Doa Umat dan Doa Bapa Kami
Pemandu mengajak peserta menyampaikan doa-doa permohonan yang diwakili oleh 3-4 orang. Kemudian, doa-doa permohonan ini diakhiri  bersama-sama dengan berdoa Bapa Kami.
12.        Doa Penutup dan Tanda Salib
P   Marilah kita berdoa,
Allah Bapa yang mahabaik. Kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau menghendaki kami bekerja untuk mengelola bumi dan segala isinya dengan bertanggungjawab. Kami mohon kepada- Mu, berilah kami kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan pekerjaan kami sehari-hari. Semoga melalui pekerjaan kami, kami semakin menghayati sebagai utusan-Mu dan akhirnya melalui langkah kerja kami setiap hari nama-Mu semakin kami muliakan. Bantulah kami agar menyadari bahwa manusia lebih berharga daripada pekerjaan yang diembannya.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengatara kami. Amin.
Tanda Salib.
13.        Lagu Penutup (jika diperlukan).





Pertemuan 4
SPIRITUALITAS KERJA
TUJUAN:
  • Pada akhir pertemuan peserta semakin menyadari spiritualitas atau cara hidup orang Kristiani dalam bekerja yang berdasar pada Kristus, Manusia Pekerja.
  • Pada akhir pertemuan peserta semakin berani mengungkapkan dan mewujudkan beberapa sikap yang menunjukkan spiritualitas atau cara hidup Kristiani dalam bekerja.

SARANA:
  • Gambar Orang Naik Sampan
  • Kutipan Luk 5:1-7 Apakah bisa dicarikan teks yang lebih pas misa II Tes 3: 1 dst bisa dipilih ayatnya….

GAGASAN DASAR
  • Pekerjaan manusia sesungguhnya dapat menggambarkan kebaikan Allah, yakni membebaskan manusia dari kemiskinan dan keterbelakangan. Bekerja tidak boleh dipandang hanya sebagai jalan pemenuhan kebutuhan pribadi akan tetapi bekerja harus turut mensejahterakan orang lain (bdk. Centisimus Annus 6).
  • Orang Kristiani bekerja hendaknya berpegang pada semangat para murid Kristus menanggapi perintah untuk menebarkan jala ke tempat yang dalam. Murid-Nya menanggapi perintah ini dengan berkata, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga” (Luk 5:5).
  • Kristus juga adalah Manusia Pekerja. Ia pernah berkata kepada para murid-Nya, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh 5:17). Karya penyelamatan-Nya yang memuncak pada sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, menunjukkan bahwa Kristus setia pada pekerjaan yang diberikan oleh Bapa-Nya.

  • Semangat dan cara hidup seperti itulah yang hendak diwujudkan umat Kristiani dalam bekerja. Hal itu tampak dalam sikap bekerja dengan penuh tanggung jawab, disiplin, kerja keras, berinisiatif dan kreatif, jujur, cermat, bekerja sebagai salah satu ungkapan mencintai dan melayani sesama. Dalam menghadapi kesusahan dan jerih payah bekerja, orang Kristiani mengikuti teladan hidup Kristus yang karya-Nya berpuncak pada sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Inilah unsur terdalam spiritualitas kerja orang Kristiani. Dengan menanggung susah payah yang dialami dalam bekerja di dunia ini orang Kristiani bersatu dengan Kristus tersalib dan dengan cara tertentu bekerjasama dengan Kristus untuk penebusan manusia.

  • Dalam pertemuan yang ke-empat ini diharapkan pemandu mampu mengarahkan peserta pertemuan agar dapat menemukan nilai yang terdalam dari spiritualitas kerja. Kesempatan yang baik ini bertujuan mengajak umat kristiani untuk berani merobah sikap dan penilaian terhadap kerja, agar sungguh-sungguh menerjemahkan spiritualitas kerja kristiani dalam pelaksanaan kerja sehari-hari. Karena itu, disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab dengan semangat kerja keras perlu dimantapkan dalam setiap jenis pekerjaan yang dipercayakan pada orang-orang beriman kristiani, apa pun jenis pekerjaannya


JALANNYA PERTEMUAN
  1. 01.   Lagu Pembuka
  2. 02.   Tanda Salib

  1. 03.   Kata Pengantar
P   Saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kita bertemu dan berkumpul kembali untuk melanjutkan permenungan Prapaskah kita. Pada pertemuan yang lalu kita mendalami tentang kerja sebagai perwujudan diri. Nilai pekerjaan kita bukan ditentukan oleh jenis pekerjaan itu, tetapi semangat dan ketulusan hati dalam menjalankannya. Kerja sebagai perwujudan diri mengandaikan hasil kerja itulah diri kita. Dengan demikian orang akan bekerja tidak dibatasi oleh waktu, upah, dsb tetapi diri seutuhnya dan tidak lagi tergantung pada waktu ataupun upah.
Pada pertemuan kali ini kita akan mendalami cara hidup orang Kristiani dalam bekerja atau dengan lebih keren disebut spiritualitas kerja. Semoga kita dapat memetik buah pertemuan ini sehingga kita semakin menampakkan cara hidup dalam bekerja yang semakin sesuai dengan Kristus, yang menjadi Manusia Pekerja.

04.        Doa Pembuka
P      Marilah kita berdoa,
Allah Bapa yang maha pengasih, kami memuji-Mu dengan setulus hati karena Engkau memanggil dan mengumpulkan kami di sini sebagai umat-Mu. Bukalah hati kami terhadap Sabda-Mu yang akan kami renungkan dalam pertemuan ini. Semoga kami semakin menyadari diri kami sebagai pengikut Kristus, yang bekerja sesuai dengan pengajaran-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

04.        Pembahasan Gambar
Pemandu menempatkan gambar “Orang Naik Sampan” di tempat yang dapat dilihat oleh semua peserta. Bisa juga gambar di perbanyak dan dibagikan kepada peserta. Sejenak peserta dibiarkan mengamatinya dalam keheningan. Untuk mendalami isi gambar ini, pemandu mengajukan pertanyaan. Gambar lihat pada lampiran!

Pertanyaan untuk mendalami makna gambar:
  1. Menurut Anda apa maksud atau makna kedua kata yang tertera pada dayung itu?
  2. Menurut Anda apa akibatnya jika salah satu dayung itu hilang dan tidak digunakan? Jelaskanlah!
  3. Apakah ada kaitan antara gambar  ini dengan kehidupan kita sehari-hari ?

Bisa dibacakan setelah menjawab pertanyaan:
Seorang pemuda naik ke sebuah perahu yang didayung nelayan tua. Ia melihat ada tulisan di kedua dayung nelayan itu. Ia terus memperhatikannya dan berusaha untuk mengetahui apa isi tulisan di kedua dayung itu.

Ternyata pada dayung yang satu tertulis kata “DOA”, dan pada dayung yang lain kata “KERJA”. Sesudah mengetahuinya, dengan nada mengejek ia berkata, “Bapak tua, bapak sudah ketinggalan jaman. Kalau orang sudah bekerja, apa lagi yang diinginkannya dari doa?”

Nelayan tua itu tidak berkata apa-apa, tetapi ia melepaskan dayung yang bertuliskan kata DOA. Ia terus mendayung dengan satu dayung pada satu sisi perahu.

Apa yang terjadi? Perahu itu jadi berputar dan tidak bisa maju dengan lurus. Peristiwa itu membuat sang pemuda menjadi sadar dan mengerti bahwa di samping dayung KERJA, juga dibutuhkan dayung DOA.

05.        Rangkuman Pendalaman Gambar
Berdasarkan jawaban para peserta atas pertanyaan-pertanyaan di atas, pemandu membuat rangkuman singkat, misalnya sebagai berikut:
  • Dalam gambar ini kita melihat seorang tukang sampan yang mempunyai dua dayung di sampannya. Pada masing-masing dayung itu ada tulisan “DOA” dan ‘KERJA”. Hal itu berarti bahwa berdoa dan bekerja merupakan dua hal yang beriringan. Jika salah satu dayung itu yang berfungsi, sampan tidak akan terkendali dengan baik, malah akan berputar-putar dan tidak dapat maju ke depan. Untuk hidup sehari-hari, gambaran ini hendak mengungkapkan bahwa doa dan kerja merupakan dua kegiatan yang terpadu. Selain bekerja dengan keras, kita juga mengandalkan berkat Tuhan.
  • Selain DOA dan KERJA, kita membutuhkan banyak pendukung dalam hidup ini, yaitu: arah atau tujuan yang jelas, kesungguhan, kemampuan mengendalikan diri yang tepat. Jika sampan tidak diarahkan ke tujuan yang jelas akan berbahaya, bisa ke tengah laut dan tidak kembalki. Jika orang tidak sungguh-sungguh dalam mengatur sampan juga berbahaya, bisa jatuh karena gelombang. Pada jaman modern ini kalau tidak hati-hati menyikapinya akan terperosok pada kenyataan yang palsu, kenikmatan sesaat, kepalsuan, kebosanan hidup, bahkan merasa sia-sia hidupnya karena tidak berarti lagi.

  1. 05.   Lagu Selingan

07.        Bacaan Kitab Suci: Luk 5:1-7
Pemandu atau salah seorang dari peserta diminta membacakan kutipan Injil berikut dengan terang dan jelas.

Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”
Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi  isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

08.        Pendalaman Bacaan
Bacaan ini didalami dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan berikut:
  1. Apa yang diperintahkan Tuhan Yesus untuk dilakukan oleh Simon?
  2. Bagaimana Simon menanggapi permintaan Yesus itu?
  3. Apa yang terjadi setelah Simon menuruti Sabda Tuhan Yesus?
  4. Berdasarkan sabda Tuhan ini, hikmah apa yang dapat kita petik, jika kita mau bekerja keras dan menuruti perintah Tuhan?

09.        Rangkuman Pendalaman Kitab Suci
Pemandu menyampaikan rangkuman berikut yang dipadukan dari jawaban para peserta:
  • Saudara-saudari yang terkasih. Simon disuruh oleh Tuhan Yesus untuk bertolak dengan perahunya ke tempat yang dalam dan menebarkan jala. Namun ternyata Simon menanggapi Yesus dengan perkataan yang mengandung pembelaan dirinya, ia berkata bahwa ia telah sepanjang malam bekerja keras tetapi tidak mendapat ikan. Namun karena Yesus yang menyuruhnya ia pun melakukannya. Karena menuruti perkataan Yesus, Simon dan kawan-kawannya mendapat ikan banyak sekali.
  • Kita juga akan mendapat berkat melimpah apabila disamping bekerja keras kita juga mengandalkan Tuhan, menuruti perkataan-Nya, dan berdoa kepada-Nya. Orang yang bekerja dengan mengandalkan Tuhan akan melakukan pekerjaannya dengan tulus, jujur, setia, sabar, dan bersemangat, serta berdoa kepada Tuhan. Dia adalah orang yang menyadari bahwa hasil kerjanya adalah rahmat Tuhan. Dia orang yang tahu bersyukur. Orang beriman kristiani yang melaksanakan pekerjaannya berdasarkan prinsip iman kristiani mewujudkan kemuridan Kristus dalam hidupnya. Kerja dihidupi dengan penuh tanggung jawab, disiplin, kerja keras, inisiatif dan kreatif dalam kerja, jujur dalam melaksanakan kerjanya, mengembangkan sikap yang baik dalam kerjanya, kecermatan dalam pekerjaan dan melayani orang lain tanpa mencari keuntungan diri.
  • Untuk direnungkan bukan dibahas: Apakah aku mendasarkan kerja pada semangat Kristus (keadilan, kasih, disiplin, damai dst? Apakah aku juga selalu memulai dan mengakhiri kerja dalam namaNya?


10.        Kesimpulan
“Doa” dan “kerja” adalah dua kegiatan yang terpadu. Dengan itu kita mengerjakan pekerjaan kita seraya “mengikutsertakan” Tuhan didalamnya. Kita tidak hanya mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita, tetapi juga mengandalkan rahmat Tuhan. Berdoa atau mengandalkan Tuhan dalam setiap pekerjaan merupakan salah satu cara hidup kristiani atau istilah kerennya spiritualitas. Manusia kristiani memadukan doa dan kerjanya. Setiap hasil pekerjaan kita bukan melulu karena kekuatan atau kemampuan kita, tetapi juga karena rahmat Tuhan.

11.        Doa Umat dan Doa Bapa Kami

12.        Doa Penutup dan Tanda Salib
P      Marilah kita berdoa,
Allah Bapa di surga, pada akhir pertemuan ini kamu mengucap syukur kepada-Mu,  terutama atas permenungan kami kali ini. Engkau senantiasa menyertai kami dalam setiap pekerjaan kami. Selanjutnya kami memohon, bimbinglah kami, semoga kami semakin mengalami kebahagiaan dalam semua pekerjaan yang kami lakukan, karena kami senantiasa mengandalkan rahmat- Mu. Akhirnya kami menyerahkan segala rencana dan harapan kami pada penyelenggaraan Putra-Mu Yesus Kristus, Tuhan, dan Pengantara kami. Amin.

13.        Lagu Penutup

Contoh teks ttg kerja dan sedikit inspirasi untuk menajamkan spiritualitas kerja

I.   TEKS KITAB SUCI
1.  Lk. 12: 22-34    :  Allah bekerja dengan maha tekun, maha teliti, maha tidak bosan dan maha tabah.
2.  Lk. 10: 7           :  “……..sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya”. Santo Paulus menegaskan bahwa untuk hidup, manusia harus bekerja: “jika seorang tidak bekerja, janganlah ia makan”
3.  Yak. 2: 17         : “Iman tanpa  perbuatan, iman itu mati”. Kegiatan vertikal maupun horisontal hendaknya bersumber dari kekuatan iman kepada Allah, Pencipta dan Penyelamatnya.
4.  Yoh. 21:1-14    :  Kerja yang dilandasi iman akan menghasilkan buah-buah kebaikan berlimpah yang menyelamatkan diri dan sesama. Artinya: mendekatkan diri dan sesama kepada Allah.
5.  Mk. 8: 36          : Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Jiwa jauh lebih penting daripada materi.
6.  Mt. 10: 23         : Betapa sukarnya orang kaya masuk ke Sorga. Perlu waspada terhadap materi.
7.  Mt. 25:14-30     :  Perbuatan-perbuatan nyata untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan          dan bakat-bakat yang dianugerahkan Allah perlu diusahakan sungguh-sungguh.
8.  Mt.5: 48            :  Sempurna seperti Bapa di Sorga terutama berarti “manusia harus selalu berkembang”.
9.  Kej. 1:28           :  Allah menghendaki manusia, laki-laki dan perempuan, menaklukkan bumi dan segala isinya untuk penyelamatan hidup jasmani maupun rohaninya.
10. Mt.25: 31-46    :  Pengadilan Akhir. Manusia mempertanggung-jawabkan diri kepada Yesus Kristus dan keputusan masuk Sorga atau Neraka.
“Kerjaku ialah doaku” adalah prinsip yang salah. Kalau seseorang bekerja dengan benar, memang ia ambil bagian dalam daya-daya ilahi Allah yang memelihara-mengembangkan-menyempurnakan segala ciptaan-Nya. Namun, kalau karena itu akibatnya aku tidak pernah berdoa atau berwawancara dengan Allah, maka lama kelamaan hilanglah segi hubungan pribadiku dengan Allah. Yesus Kristus sendiri, pola hidup kita dihadapan Allah, masih meluangkan waktu untuk berdoa pribadi, meskipun Ia sudah kelelahan, sehabis bekerja keras mewartakan Injil kesana-kemari.






Lampiran Pertemuan 4:

DOA
Pertanyaan untuk mendalami makna gambar:
  1. Menurut Anda apa maksud atau makna kedua kata yang tertera pada dayung itu?
  2. Menurut Anda apa akibatnya jika salah satu dayung itu hilang dan tidak digunakan? Jelaskanlah!
  3. Apakah ada kaitan antara gambar  ini dengan kehidupan kita sehari-hari ?

Pertemuan 5
Ibadat  Sabda

Tema:
“BERKERJA MENJADIKAN KITA BERIMAN”
Catatan:
Pertemuan Kelima ini dijalankan dalam bentuk Ibadat Sabda. Hendaknya pemimpin ibadat memperhatikan dan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan sarana penunjang dan suasana yang mendukung. Sebuah Salib duduk, lilin bernyala, Kitab Suci, dan posisi duduk peserta ibadat hendaknya ditata sedemikian agar mendukung suasana doa bersama ini.


TATACARA IBADAT

01.        Lagu Pembuka

02.        Tanda Salib dan Salam
P   Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.
U   Amin

P      Semoga kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Putra-Nya, Yesus Kristus beserta kita.
U   Sekarang dan selama-lamanya.

03.        Kata Pengantar
P      Saudara-saudari terkasih, setelah mengikuti empat kali pertemuan pada masa Prapaska ini, saatnya bagi kita untuk lebih meresapkan makna atau buahnya dalam suasana ibadat.
Dengan ibadat ini, diharapkan bahwa kita semakin terdorong membarui diri sebagai umat beriman, terutama dalam “Menghargai Kerja”.

04.        Pernyataan Tobat
P      Setelah diingatkan akan isi pendalaman tema pertemuan yang lalu, marilah kita hening sejenak sambil merenungkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut di dalam hati kita masing-masing dalam keadaan hening:

Apakah selama ini aku menghargai pekerjaanku?
Apakah aku menyadari bahwa pekerjaanku adalah karunia Tuhan?
Apakah aku menyadari bahwa Yesus Kristus, Putra Allah, yang telah menjadi manusia adalah teladanku dalam bekerja?
Apakah aku menyadari bahwa dengan pekerjaanku selama ini, aku ikut membangun kemanusiaan, mewujudkan nilai Kerajaan Allah?
P   Saudara-saudari terkasih.
Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan, dan memohon pengampunan-Nya, sehingga kita pantas bertemu dengan Dia dan mendengarkan Sabda-Nya, dengan mendoakan doa tobat:

U      Saya mengaku, kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian.
Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa.
Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.

P      Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U   Amin.

05.        Doa Pembuka
P   Marilah kita berdoa:
Allah Bapa Yang mahakasih, kami mengucap syukur kepadaMu, karena selama masa Prapaska ini Engkau memberikan kesempatan yang baik bagi kami untuk merenungkan hidup dan kerja kami. Pada kesempatan ini pula, kami memohon anugerahilah kami dengan kesetiaan mendengar Sabda-Mu, sehingga dengan semangat tobat sejati kami dapat membarui semangat kerja dan hidup kami.
Semoga kami semakin mampu menghargai setiap pekerjaan dan menyadarinya sebagai anugerah-Mu dalam iman dan kasih seperti yang telah diajarkan oleh Putra-Mu Yesus Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa.
U   Amin.

06.        Bacaan Injil: Yoh 15:1-7
P   Semoga Tuhan beserta kita.
U   Sekarang dan selama-lamanya.

P   Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes
U   Dimuliakanlah Tuhan.

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke
luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

07.        Renungan
P      Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai pokok anggur, dan kita, para pengikut-Nya, sebagai ranting-ranting dari pokok anggur itu. Allah sendiri adalah pengusaha atau pemilik pokok anggur itu. Hanya ranting yang tetap bersatu dengan pokoknya
yang akan berbuah. Seperti itulah kita. Hanya kalau kita bersatu dengan Kristus, kita akan menghasilkan buah. Sebaliknya, tanpa kesatuan dengan Dia, kita tidak berbuah, bahkan tidak dapat berbuat apa-apa.
Kita bekerja dan berusaha keras agar kita berhasil. Hasil kerja kita akan menjadi buah yang memberi kegembiraan sejati apabila kita bersatu dengan Kritus dan tinggal di dalam Dia. Kerja keras kita dalam mewujudkan hasil atau buah itu juga adalah kekuatan yang kita terima dari Dia: Sang Pokok Anggur yang benar itu. Bagaimana sikap orang yang bersatu dengan Kristus dan tinggal di dalam Dia? Berkaitan dengan tema kita pada masa Prapaskah tahun ini tentang “Menghargai Kerja”, bersatu dengan Kristus, berarti memadukan pekerjaan dengan doa kita. Kita mendoakan kerja kita, dan mengerjakan pekerjaan dengan doa kita. Kita juga adalah pribadi-pribadi yang tahu dan mau bersyukur kepada Tuhan. Dengan itu kita akan mengalami dan merayakan hidup yang berbuah.
Yesus berkata kepada kita, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”.
Marilah dengan penuh pengharapan memohon kepada-Nya dalam doa-doa kita, seraya mengerjakannya dengan mengandalkan rahmat-Nya …. (hening sejenak).

08.        Doa Umat dan Bapa Kami
P      Saudara-saudari, percaya akan sabda Yesus, “…mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”, marilah menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Bapa di surga, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Nya…

1. Bagi para pemimpin Gereja….
Ya Bapa, bantulah pemimpin Gereja agar selalu mendorong umat menghayati sabda-Mu dalam hidup sehari-hari terutama dalam menghayati makna kerja kami.
Semoga mereka tetap setia dalam tugas penggembalaan mereka, dan menjadi teladan bagi kami, umat-Mu.
Marilah kita mohon…
U   Ya Tuhan, jadikanlah kami pekerja yang setia akan Sabda-Mu.

2   Bagi para pemimpin negara…
Bapa di surga, berilah kebijaksanaan kepada para pemimpin negara kami, agar para pemimpin kami selalu berusaha menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi para pencari kerja.
Marilah kita mohon…
U   Ya Tuhan, jadikanlah kami pekerja yang setia akan Sabda-Mu.

3. Bagi para pekerja…
Ya Ba sumber kebahagiaan, berkatilah semua pekerja dan pekerjaan yang mereka tekuni. Semoga semua pekerja merasa bangga akan pekerjaannya yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian mereka bersyukur atas pekerjaan yang merupakan anugerah-Mu.
Marilah kita mohon…
U   Ya Tuhan, jadikanlah kami pekerja yang setia akan Sabda-Mu.

  1.  Bagi kita semua…
Allah Bapa yang mahabaik, tanamkanlah dalam hati kami bahwa Engkau menghendaki kami bekerja dengan baik.
Semoga kami semakin menyadari bahwa Engkau senantiasa menyertai dalam pekerjaan kami.
Marilah kita mohon…
U   Ya Tuhan, jadikanlah kami pekerja yang setia akan Sabda-Mu.

Diberi kesempatan kepada 1-2 orang lagi dari peserta untuk menyampaikan doanya secara spontan.

P   Allah Bapa kami, terimalah doa-doa permohonan umat-Mu ini,
dan perkenankanlah kami memadukannya dengan doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus, Putra-Mu.
U   Bapa kami yang ada di surga…..

10. Pengumpulan Aksi Puasa/ sumbangan Paskah dan diiringi Lagu.

11.        Rencana Aksi Bersama
Sebelum doa penutup, baiklah dibicarakan aksi bersama (kecil dan sederhana) yang dapat dilakukan sebagai ungkapan tobat yang dihasilkan dari pendalaman iman selama masa Prapaska ini. Sebagai panduan, mungkin pertanyaan berikut dapat membantu.

  • Berdasarkan pembicaraan dan permenungan saudara-saudari selama pendalaman iman masa Prapaska ini, selanjutnya apa yang dapat kita lakukan sebagai aksi atau sikap bersama untuk mengungkapkan pertobatan kita?

12.        Amanat Pengutusan
P      Saudara-saudari terkasih, masa Prapaska adalah masa persiapan untuk mengalami dan merayakan Paska Tuhan.
Tanpa ambil bagian dalam doa, pertobatan atau pembaruan diri, dan amal bakti kepada sesama, kita kurang layak ikut serta dalam kemenangan dan kebahagiaan Paska.
Semoga aksi bersama, sebagai pembaruan diri, yang kita rencanakan tadi dan yang akan kita wujudkan, menjadi tanda keikutsertaan kita dalam merayakan kemenangan Paskah Tuhan.
 13.        Doa Penutup
P   Marilah kita berdoa
Allah Bapa yang berbelaskasih, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau senantiasa mengasihi kami kendati kami berdosa. Semoga Sabda-Mu menguatkan kami menjalani dan membarui hidup serta mewujudkan niat baik yang telah kami rencanakan. Berkatilah kami agar kelak dapat ambil bagian dalam kegembiraan Paska bersama Kristus Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami.
U   Amin

14.        Mohon Berkat Tuhan
P      Saudara-saudari terkasih, sebelum mengakhiri Ibadat ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan
(hening sejenak).
Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.
U   Amin.

15.        Pengutusan
P      Marilah kita pergi untuk mewartakan kasih dan pengampunan Tuhan.
U   Amin.

16.        Lagu Penutup

KETERANGAN TENTANG KATA-KATA ASING

  1. Centesimus Annus:
Centesimus Annus (bahasa Latin yang berarti “seratus tahun”) adalah sebuah ensiklik yang ditulis Paus Yohanes Paulus II pada 1991, pada saat perayaan ke-100 dari Rerum Novarum. Ensiklik ini merupakan bagian dari tulisan mengenai Ajaran sosial Katolik, yang bermula dari Rerum Novarum, yang dikeluarkan oleh Paus Leo XIII pada 1891, dan terutama Perjanjian Baru. Agak lama gereja bersikap hati-hati dengan salah satu paham politik masyarakat modern yang terpenting ialah demokrasi modern. Akhirnya, gereja mengeluarkan juga ajaran sosialnya tentang demokrasi melalui ensikliknya berjudul Centesimus Annus.

  1. Spiritualitas:
Pada umumnya dimaksudkan sebagai hubungan pribadi seorang beriman dengan Allah dan aneka perwujudannya dalam siukap dan perbuatan. Seringkali secara ringkas spiritualitas disebut semangat hidup rohani.

  1. Laborem Exercens:
Laborem Exercens (dengan bekerja) adalah sebuah ensiklik yang ditulis oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1981 mengenai pekerjaan manusiawi. Ensiklik ini merupakan bagian dari sebuah kumpulan tulisan yang dikenal dengan nama “Ajaran Sosial Katolik”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTRET GEREJA KATOLIK SANTA MARIA TUGUMULYO

Para Imam yang Pernah Berkarya di Paroki Katedral Santa Maria

Sejarah singkat gereja