Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

SIAPAKAH PAUS FRANSISKUS I?

Gambar
1. Jorge Maria Bergoglio lahir 17 Des 1936 di Buenos Aires, Argentina. 5 bersaudara, orang tuanya adalah imigran dari Italia sebagai pekerja rel kereta api. 2. Dia adalah Jesuit pertama yang menjadi Paus. Dia ditahbiskan sebagai imam Jesuit tahun 1969. Belajar teologi di San Miguel. Pernah belajar sastra dan psikologi. 3. Pernah menjadi propinsial Jesuit di Argentina. Argentina adalah negara yang mayoritas Katolik. 4. Bisa berbahasa Spanyol, Italia dan Jerman. 5. Dia memilih namanya Fransiskus, nama yang baru pertama kali dipilih dalam sejarah nama Paus terpilih. St Fransiskus Assisi sebagai santo yang sederhana, mencerminkan kesederhanaan Paus. Dahulu Jesuit pernah dibubarkan oleh Paus Fransiskan, kini Paus ini memakai nama Fransiskus. 6. Dia adalah Paus pertama yang datang dari Amerika Latin atau “non-Eropa” 7. Dia menjadi Paus ke-266. 8. Dia tidak punya pengalaman dengan Vatikan. 9. Dia kardinal yang dipilih oleh Paus Yohanes Paulus II pada 2001 10. Dia dikenal sebag

Pelita Kebijaksanaan

Gambar
Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok." Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu. Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!" Si buta tertegun.... Menyadari situasi itu, penabrakn

Rabu Abu : Asal Mula Perayaan & Penggunaan Abu

Gambar
  oleh: P. William P. Saunders      Gambar : hidupkatolik.com Seorang teman Protestan bertanya mengapa orang Katolik mengenakan abu pada hari Rabu Abu. Bagaimanakah asal mula perayaan dan penggunaan abu?   Penggunaan abu dalam liturgi berasal dari jaman Perjanjian Lama. Abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian, dan sesal / tobat. Sebagai contoh, dalam Buku Ester, Mordekhai mengenakan kain kabung dan abu ketika ia mendengar perintah Raja Ahasyweros (485-464 SM) dari Persia untuk membunuh semua orang Yahudi dalam kerajaan Persia (Est 4:1).  Ayub (yang kisahnya ditulis antara abad ketujuh dan abad kelima SM) menyatakan sesalnya dengan duduk dalam debu dan abu (Ayb 42:6). Dalam nubuatnya tentang penawanan Yerusalem ke Babel, Daniel (sekitar 550 SM) menulis, “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.” (Dan 9:3) .  Dalam abad kelima SM, sesudah Yunus menyerukan agar orang berbalik kep

Bacaan Kitab Suci Minggu 10 Maret 2013 Perumpamaan Si Anak Hilang

Gambar
Rekan-rekan yang baik! Perumpamaan tentang si anak hilang dalam Luk 15:11-32 (Injil Minggu Prapaskah IV tahun C) sudah banyak dikenal. Gagasan pokoknya ialah kebaikan Tuhan terhadap siapa saja, lebih-lebih terhadap pendosa yang mau mendekat kepada-Nya. Perumpamaan ini diceritakan guna menanggapi gerundelan kaum Farisi dan Ahli Kitab yang melihat Yesus bergaul dengan para pemungut pajak dan pendosa lainnya seperti disebut dalam Luk 15:1-3 yang ikut dibacakan hari ini. Ada seorang ayah yang mempunyai dua orang anak lelaki. Yang bungsu meminta bagian miliknya untuk mulai hidup di perantauan. Ia hanya berfoya-foya dan ketika ada kelaparan ia jatuh melarat dan terpaksa hidup tak pantas sebagai budak. Akhirnya ia memutuskan kembali. Ketika melihat anaknya dari kejauhan, sang ayah lari menjemputnya. Ia menyuruh orang-orang untuk memberinya jubah yang terbaik, cincin, dan sepatu – tanda ia diakui kembali sebagai anak, bukan diterima sebagai budak yang tak mengenakan hal-hal itu

Bahan APP 2013 Keuskupan Agung Palembang

Gambar
Pengantar  Tema pokok penggarapan pastoral Aksi Puasa Pembangunan (APP) lima tahun, Tahun 2012 – 2016 adalah “Mewujudkan Hidup Sejahtera”. Hidup sejahtera adalah hidup dalam kelimpahan. Bukan pertama-tama kelimpahan dalam hal barang-barang duniawi, tetapi bagaimana menempatkan dan mengarahkan barang-barang duniawi itu menjadi sarana hidup untuk menuju kepada yang ilahi. Allah menciptakan barang-barang duniawi berupa alam semesta dan segala isinya. Allah memberi tugas kepada manusia, “penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kejadian 1,28). Manusia dipanggil untuk menaklukan bumi dan segala isinya melalui kerjanya. Usaha manusia melalui kerja untuk bertemu dengan alam material, seperti dirinya sendiri, berasal dari Allah Pencipta. Karena itu dalam mengerjakan alam ciptaan itu manusia ditentukan Allah sebagai penjaga yang bijaksana dan adil (bdk. Redemptor Hominis, art.15